KASUS KOKO COCO
Karya: Huda Nahrudi Ilham
Koko adalah
seorang penggemar cokelat. Setiap hari entah berapa banyak cokelat yang telah
dihabiskannya. Isi tasnya pasti ada cokelat, ia juga menyelipkan cokelat di
sakunya supaya dia bisa ngemil dimana-mana. Pantas jika teman-temannya
menjuluki dia Koko Coco. Tapi tidak semua temannya bisa menikmati lezatnya
cokelat miliknya. Hanya sahabat karibnya yang bisa menikmati cokelat miliknya
contohnya aku. Dia selalu pilih-pilih teman.
Sudah satu
bulan ini aku perhatikan Koko sering gelisah. Suatu ketika aku melihat Koko
sedang memeriksa setiap laci. Akupun memanggilnya”Koko!Koko!ayo kita pulang sudah
sore nanti keburu hujan”. Koko menjawab dengan muka yang gelisah”Ya sebentar”.
Aku mendekatinya dan bertanya”Emangnya sedang apa kamu disini”.” Aku sedang
mencari bungkus cokelat,karena akhir-akhir ini cokelat milikku di tas sering
berkurang” jawab Koko. “Kita pulang aja deh sudah siang nih”ajakku. “Yaudah deh
aku cari besok lagi ayo kita pulang!”sambil mengambil tasnya. Kami pun pulang
bersama-sama.
Esok pagi Koko
seperti biasa ngemil cokelat di kelas. Dia sama sekali tidak menawarkan
cokelatnya kepada teman-teman. Pantas jika ia dikenal pelit. Siang harinya ia
menceritakan padaku bahwa cokelat yang ia bawa hilang semua. Dia sangat marah
dan menanyai semua temannya. Namun tidak ada yang mengetahui siapa yang
mengambil cokelatnya itu. Aku dan juga Koko berpikir untuk mencari cara
menangkap orang yang mengambil cokelat Koko. Akhirnya aku mendapatkan cara
untuk menangkap orang yang mencuri cokelat Koko, aku menceritakan cara tersebut
dan sangat antusias dengan yang aku rencanakan.
Besoknya aku
dan Koko menjalankan rencana yang kemarin kami bicarakan. Koko
menggembar-gemborkan bahwa dia baru saja membeli cokelat di Toko Browncoco.
Siang harinya cokelat Koko kembali berkurang jumlahnya.
Masuk
ke rencana berikutnya sore hari kami berpura-pura membaca majalah di depan Toko
Browncoco. Setelah kami menunggu cukup lama akhirnya datanglah seorang gadis
yang tentunya kami kenal. Kami pun terkaget-kaget ternyata gadis itu adalah
Nina, seorang gadis yang lugu dan paling pemalu di kelas.”Hah itukan Nina apa
dia pelakunya”ujar Koko. “Jangan berburuk sangka dulu,siapa tahu bukan dia pelakunya
“larangku.
Akhirnya
Nina masuk ke dalam toko tersebut dia segera menunjukkan bungkus cokelat kepada
Kasir toko tersebut. Bungkus cokelat tersebut bertuliskan”SELAMAT ANDA
BERUNTUNG ANDA MENDAPTKAN UANG Rp 50.000,00- TANPA DIUNDI SEGERA TUKARKAN KE
TEMPAT ANDA MEMBELI COKELAT INI TUKARKAN SEBELUM 3 MARET 2013”. Ternyata Koko
telah meminta pamannya yang bekerja dipercetakaan untuk mencetak label itu
sehingga label itu tampak asli ,buktiya Nina terkecoh.
Saat
menerima bungkus cokelat itu penjaga kasir menggeleng-gelengkan kepala
tampaknya dia keheranan namun Nina tetap
ngotot tetap ingin menukarkan bungkus cokelat tersebut. Penjaga aksir lalu
memanggil seorang satpam. Satpam tersebut membentak Nina sambil membuang
bungkus cokelat yang ingin ditukarkan Nina tampaknya satpam tersebut menuduh
Nina penipu.
Nina
lalu mengambil bungkus tersebut dan segera keluar dari toko tersebut. Dia
keluar dan berjalan sambil memandangi bungkus cokelat tersebut sambil
meneteskan air mata. Koko langsung mengajakku mengejar Nina”Ayo kita kejar Nina
sebelum pergi jauh”ajak Koko. Namun aku mengajak Koko untuk berpikir
sebentar”Coba deh kamu pikirin apa pernah kamu menawari Nina sebatang
cokelat?pantas jika Nina mengambil cokelatmu”. Dengan meneteskan air mata Koko
pun sadar dia langsung duduk termenung dia menyadari bahwa apa yang telah
diperbuat selama ini salah.
Komentar
Posting Komentar